Thursday, May 23, 2013

TIDUR BERSAMA ANAK



Pro kontra : dilema tidur bersama anak.

Bila anak tidur bersama anda hingga lebih dari dua tahun, menurut Charles Schaefe, Ph.D., seorang pakar psikologi dari Fairleigh University, Dickinson, maka anda berada dalam masalah. Anak akan menjadi sengat tergantung. Tugas anak usia dua atau tiga tahun adalah agar ia lebih bersikap otomatis dalam mengambil keputusan. Seorang anak yang tak bisa meninggalkan ranjang orang tuanya mungkin tak mampu melakukan hal – hal yang bisa dilakukan teman – temannya, misalnya membereskan rangjang atau pergi berkemah.
Tapi tidak demikian halnya dengan pendapat William Sear’s M.D., seorang dokter anak, yang memandang kepentingan tidur bersama orang tua. Dengan menciptakan suasana malam yang aman, anda akan membantu kemandirian anak. Pendaptnya didasarkan ata s asumsi, keinginan anak yang natural untuk menjadi cepat besar akan timbul dengan sendirinya. Kebanyakan anak akan mempunyai privasi diatas usia empat tahun.
Soal kemadirian anak, menurut psikolog Hanny SW., memang bisa dikembangkan dengan cara tidur terpisah dengan orang tua, tapi juga bisa dilakukan dengan meminta anak melakukan tugas – tugas tertentu sesuai usianya. Artinya tergantung dari pola asuh yang diterapkan pada anak. Dengan atau tanpa tidur bersama orang tuanya anak bisa mandiri, bisa juga tidak.
Yang ditakutkan justru waktu sang anak tak terjaga melihat orangtuanya sedang melakukan tim suis, dampaknya akan negatif bagi perkembangan anak. Dr. feber menegaskan sama sekali tidak bijaksana bila anda berhubungan tim suis di depan anak, walaupun tidak sengaja. Karena interpretasi anak yang tentu saja berbeda dengan orang dewasa. Anak mungkin menganggapnya sebagai ekspresi kemarahan, penindasan atau semacam penyiksaan. Persepsi yang salah ini yang akan memperingaruhi perkembangan jiwa dan pola pikir anak di kemudian hari.
Ada sejumlah pendapat dan hasil penelitian yang berkaitan dengan anak tidur bersama orang tua :
·   William Sears, M.D., dokter anak dan pengarang buku mengasuh anak, menganggap tidur bersama anak sangat penting bagi orang tua yang bekerja sepanjang hari. Bayi menjadi tidur lebih nyenyak., katanya.
·    Elizabeth Pantley, pendidik dari Kirkland, Washington, mengatakan anak yang diijinkan tidur bersama oran tuuuanya merasa aman.
·    Para ahli mengatakan bagi ibu menyusui, tidur bersama anak sangat tepat, tapi setelah anak tertidur, orangtuanya kemungkinan akan terganggu istirahatnya, jika tidur bersama anak daam satu ranjang. Sudah terbukti, semakin banyak orang diranjang orang tua makin tidak bisa tidur dan membuat anak tak dapat belajar mengurus dirinya sendiri, serta sering terbiasa bangun ditengah malam.
·         Lee Baxter, Direktur US Consumer Product Safety Commission mengatakan lebih dari 250 bayi meninggal karena tercekik di rangjang orang dewasa antara tahun 1985 – 1990. Bisa jadi karena salah satu orang tuanya menimpa mereka saat tidur atau lebih sering terjerat selimut atau kain bantal / guling.
·  Jammes McKenna Ph.D., berpendapat tidur bersama akan menguntungkan anak. Dari penelitiannya di[eroleh hasil irama pernapasan ibu yang ada disisinya dapat menekan sindrom kematian mendadak pada bayi (Sudden infant death syndrome)

Sumber : Anonim. 1997. Pro kontra, dilema tidur bersama anak. Carabelli, Media Komunikasi dan Informasi PDGI Semarang, ed I.

No comments:

Post a Comment