Etiologi Penyakit Periodontal….. 1.
Penyakit jaringan periodontium
secara garis besar dari pandangan klinis adalah gingivitis dan periodontitis. Tanda awal dari kelainan jaringan
periodontium adalah gingiva mudah berdarah apabila terkena tekanan mekanis
kemudian bila bila kondisi tersebut dibiarkan saja akan terlihat perubahan
warna gingiva dalam berbagai tingkatan. Keradangan yang terjadi dapat menembus
kedalam struktur jaringan yang lebih dalam lagi melalui berbagai cara
diantaranya dapat merusak aparatus epitelial gingiva danegan ditandai adanya
migrasi perlekatan epitelium periodontium yang merupakan tanda awal dari
periodontitis.
Penyebab penyakit
periodontal
1.
Faktor primer :
Penyebab primer penyakit
periodontal
adalah iritasi bakteri. Meskipun demikian, sejumlah kecil plak biasanya tidak mengganggu kesehatan gingiva dan periodontal
(Lang dkk, 1973), dan beberapa pasien bahkan mempunyai jumlah plak yang cukup
besar yang sudah berlangsung lama tanpa mengalami periodontitis yang merusak walaupun mereka mengalami gingivitis.
a. Teori plak dari etiologi penyakit periodontal :
Hubungan
antara kebersihan mulut dan penyakit gingiva sudah ditemukan sejak jaman purba,
dewasa ini sudah cukutp banyak bukti yang mendukung hubungan tersebut.
·
Jumlah
bakteri yang ada pada leher gingiva yang inflamasi atau poket periodontal lebih
besar dari pada leher gingiva yang sehat
·
Bila
ada inflamasi gingiva atau pocket
periodontal jumlah organisme dalam mulut meningkat.
·
Penelitian epidemologis terhadap berbagai kelompok
populasi menunjukkan hubungan langsung antara jumlah deposit bakteri yang diukur melalui indeks
kebersihan mulut dan keparahan inflamasi gingiva.
·
Data
epidemiologi menunjukkan hubungan
langsung antara status kebersihan mulut dan derajat kerusakan periodontal
seperti terlihat dari gambaran radiografi tentang kerusakan tulang alveolar.
· Hasil
percobaan Loe dkk (1965) menunjukkan bahwa bila 12 pelajar berhenti
membersihkan gigi-geliginya, sehingga plak leluasa berkumpul disekitar tepi
gingiva, inflamasi gingiva selalu timbul. Bila pembersihan gigi dilakukan
kembali, dan plak dihilangkan, inflamasi
akan reda.
· Penelitian
epidemologis menunjukkan bahwa kontrol kebersihan mulut dapat mengurangi
terjadinya gingivitis.
· Kultur
bakteri dari pocket periodontal manusia dapat menghasilkan enzim yang dapat
mendegradasi jaringan ikat gingiva.
b.
Teori bakteri
spesifik dan non spesifik dari etiologi penyakit periodontal.
Pembicaraan
tentang penyakit periodontal dan penyebabnya menjadi semakin populer. Meskipun
demikian, hanya tiga penyakit periodontal, periodontitis
kronis, juvenile periodontitis,
dan gingivitis ulceratif akut yang
dapat dikenali dengan jelas.
Penyakit
periodontitis kronis mencakup
kondisi dari gingivitis sampai periodontitis tahap lanjut dengan berbagai
perkembangan dan berbagai gambaran klinis. Kondisi ini dapat berkembang atau
tidak berkembang, dan bila berkembang akan mengalami perkembanganm ketidak
aktifan dan regresi (Goodson dkk, 1982).
·
Teori Spesifik :
Bakteri patogen spesifik tunggal merupakan
penyebab penyakit inflamasi periodontal,
seperti pada kasus infeksi bakteri eksogen pada manusia yang sangat terkenal,
yaitu pneumonia pneumokonal, tifoid, tuberculosis, dan sifilis.
Pada keadaan ini perawatan harus diarahkan untuk menghilangkan bakteri patogen
spesifik dari dalam mulut. Selanjutnya kontrol
plak tidak perlu lagi dilakukan karena plak tanpa bakteri patogen spesifik
akan menjadi non-patogenik
(Theilade, 1986). Meskipun demikian, tidak pernah hanya disebabkan oleh bakteri
patogen tunggal, sebagian besar disebabkan beberapa bakteri patogen periodontal
termasuk actinoyces, spirochaeta, dan berbagai bakteri anaerob gram negatif umumnya
ditemukan (Socransky dkk, 1982). Cukup banyak penelitian yang diarahkan pada
tiga bakteri, bacteriodes gingivitis,
b. intermedius, dan actionobacillus
actinomycetemcomitans (Slots, 1986). Meskipun demikian tidak satupun bakteri
tersebut yang merupakan bakteri asing, karena semuanya merupakan anggota dari flora normal rongga mulut. Walaupun
bakteri seringkali terdapat dalam proporsi yang besar dari flora subgingiva di
daerah berpenyakit yang menunjukkan tanda progresi, bakteri ini juga dapat
ditemukan dalam jumlah yang lebih kecil pada poket non-progressif dan pada
keadaan tidak ada penyakit. Beberapa organisme ini memenuhi kriteria yang
ditetapkan oleh Socransky ((1979) untuk menunjukkan patogenesis, termasuk
hubungan kuantitatif dengan penyakit, perubahan respon imun, patogenesis hewan
dan faktor virulensi. Meskipun
demikian, belum satupun yang dapat memenuhi kriteria Socransky bahwa penyakit
dapat disembuhkan dengan menghilangkan spesies yang diduga tanpa merubah
kondisi plak. Perawatan spesifik ini tidak efektif, Goodson dkk, (1979)
memperkenal kontrol plak nin – spesifik dengan disertai skaling subgingiva dan
antibiotik spektrum luas.
·
Teori non – spesifik :
Bakteri
mulut terkolonisasi pada leher gingiva untuk membentuk plak pada keadaan tidak
ada kebersihan mulut yang efektif (Theilade, 1986). Penyakit inflamasi periodontal terbentuk bila proliferasi
bakteri melebihi ambang batas resistensi hospes dan disebabkan karena efek
flora plak total. Semua bakteri plak dianggap mempunyai beberapa faktor
virulensi yang menyebabkan inflamasi gingiva dan kerusakan periodontal. Keadaan
ini menunjukkan bahwa plak akan menimbulkan penyakit tanpa tergantung pada
komposisinya. Oleh karena itu kontrol plak yang mnyeluruh dianggap perlu untuk
mencegah dan merawat penyakit inflamasi periodontal. Upaya tradisional ini,
bila perlu dapat dikombinasikan dengan skaling
sub-gingiva dan root planning dan terbukti efektif. Meskipun demikian teori
non-spesifik murni tidak mempertimbangkan mengapa berbagi variasi komposisi
flora sugingiva yang mungkin berdampak pada potensi patogenesisnya.
Bersambung dengan faktor sekunder
Diambil dari
beberapa sumber, diantaranya :
Manson & Eley,
1993 ; terj. Buku Ajar Periodonti
Sutomo Nawawi, 1992 ; Kedokteran Gigi Pencegahan
bidang studi Periodontologi
No comments:
Post a Comment