Thursday, May 23, 2013

SIPILIS, GIGI DAN MULUT



Penyakit infeksi sipilis, gigi dan mulut.

Pengertian penyakit sipilis, penyakit infeksi spesifik granulomata yang mempunyai gejala di mulut. Merupakan penyakit yang bersifat akut dan kronis. Sangat menular dan dapat menyerang organ dalam seluruh tubuh. Setiap stadium dari penyakit ini menunjukkan lesi dalam mulut yang mempunyai bentuk dan sifat yang berbeda-beda. Kecuali lesi pada membrana mukosa mulut. Maka penyakit ini juga menunjukkan adanya kelainan pada gigi.


Penyebab sipilis :
Golonga sprichaeta, yang disebut treponema palidum. Spirochaeta dapat dengan mudah dilihat pada pemeriksaan lapangan gelap karena gerakannya yang berputar-putar dan berkelok-kelok.

Cara penularan :
Penyakit ini dapat ditularkan dengan jalan :
a.       Persetubuhan dengan penderita penyakit sipilis
b.      Penularan dari ibu ke janin yang sedang dikandungnya melalui placenta yang menyebabkan terjadinya sipilis conginitalis atau prenatal sipilis.
c.       Penggunaan alat yang dipakai penderita sipilis dapat juga menyebabkan menularnya penyakit ini.

Prenatal Sipilis atau sipilis kongenital :     
Adalah sipilis yang terdapat pada faetus yang mendapatkan penyakit-penyakit selama fetus masih dalam andungan ibu. Seorang ibu yang menderita penyakit lues dapat melahirkan anak yang tidak terkena sipilis apabila pada ibu tersebut dikenakan terapi lues dari lima bulan mengandung.
Lesi primair tidak terdapat pada penderita ini tetapi ditandai dengan erupsi makula, pilek, kekurangan berat, telapak kaki atau tangan yang mengelupas, retak – retak dan memerah, yang mengakibatkan anak – anak ini terlihat seperti orang tua. Kalau pada anak ini terjadi sipilis yang kronis maka akan terliahat pada anak umur 10 – 12 tahun dengan hidung yang disebut saddle nose akibat perusakan dari tulang hidung dan palatum.
Oral aspek sipilis ;
Oral aspek dari sipilis congenitalis adalah :
a.       Post tragrade disekitar mulut
b.      Perubahan gigi
c.       Kelianan dento facial yang dini
Tanda – tanda pada mulut ini adalah tidak berubah, walaupun infeksinya sendiri sudah bertahun – tahun sembuh sehingga kemungkinan besar dokter gigi adalah orang pertama yang menemukan lus congenital pada penderita.
Goresan postragade adalah goresan yang berbentuk linear yang terdapat disekeliling mulut atau atau sekeliling anus. Goresan ini adalah sebagai akibat terlibatnya kulit didaerah ini pada periode minggu ke 3 – 7 dari fetus.
Jika pada periode pertumbuhan gigi ini terjadi infeksi lues yang akut maka akan terjadi hypoplasia dari incisivus taring dan molar pertama permanent. Gigi incisivus menjadi berbentuk seperti pahat bergerigi dan terdapat diastema diantaranya.
Hutchinson mengemukakan adanya tiga tanda – tanda dari lues congnetalis yang lengkap yang disebut dengan tria Hutchinson yaitu :
a.       Hypoplasia dari incisivus dan molar pertama permanen
b.      Kerusakan pada nervus octafus
c.       Interstitial keratitis
Tetapi tria hutchinson ini hanya dijumpai 1 % dari penderita prenatal sipilis. Perubahan gigi pada prenatal sipilis harus dibedakan dengan yang ada pada demam eksantheem. Pada sipilis kongenitalis terjadi perubahan morfologi dari gigi sedangkan pada Racketsia atau pada demam eksantheem hipoplasia email ini tidak disertai dengan perubahan bentuk gigi. Gigi decidui pada lues congenital ini terdapat warna, ukuran dan bentuk yang abnormal. Pada gigi decidui ini terlihat adanya absorbsi akar terlambat. Sedang akar gigi permanent tidak berkembang dengan sempurna pada lues prenatal. Perubahan gigi decidui jarang dilihat karena jika fetus terkena sipilis kongenital pada periode pertumbuhan gigi susu akan menyebabkan kematian fetus.
Kelainan dento facial sipilis :
Pada lues prenatal sering dijumpai adanya open bite dan diastema sehubungan dengan adanya Hutchinson teeth.

Acquired sipilis :
Stadium I :
Setelah masa inkubasi yang lamanya 3 -4 minggu akan terlihat adanya chancre yang terdapat di alat kelamin, dubur dan di mulut. Disamping terjadinya chancre ini juga didapat pembengkakan kelenjar lympe setempat. Chancre akan lenyap dengan sendirinya setelah 2 – 3 minggu.
Oral aspek dari chancre :
Pengertian Chancre adalah lesi pada kulit akibat dari penyakit sipilis pada stadium pertama dimana chancre ini menunjukkan adanya perubahan pada lapisan corium, sedangkan pada lapisan epidermis hanya terlihat sedikit perubahan saja. Dinding pembuluh darah menebal dan terdapat sel-sel lympoid. Didekat pembuluh daerah ini terdapat kuman spirochaeta. Perubahan pada lapisan epidermis hanya disebabkan oleh pengaruh tekanan sel dibawahnya.
Lokasi dari chancre didaerah mulut adalah bibir, oral mukosa lidah, palatum mole, daerah tonsil atau pharynx. Yang paling banyak adalah bibir terutama bibir bawah. Chancre disini tidak menyebabkan rasa sakit, karekteristik merupakan luka yang dalam, berwarna coklat, berkerak dan sekelilingnya keras. Apabila terasa sakit ini disebabkan oleh adanya infeksi sekundair. Warna coklat tua ini ditutupi oleh film yang berwarna putih kelabu. Dapat dibedakan dengan luka herpes, pada herpes luka lebih sakit.

Stadium II :
Dengan lenyapnya chancre tadi akan terlihat pada kulit dan selaput lendir, lesi yang berupa makula, papula, postula atau follicula, atau merupakan kombinasi dari beberapa lesi tersebut. Waktu dari timbulnya chancre pada stadium I sampai timbulnya macula pada stadium kedua bermacam-macam jaraknya, dapat timbul 6 minggu atau bertahun- tahun sesudah lesi pertama timbul.
Macula :
Makula disebut juga dengan macula-roseolar syphilise yaitu lesi pada kulit atau selaput lendir merupakan bintik – bintik merah dimana-mana, pada sipilis stadium II. Pembuluha kapiler yang terletak pada permukaan mengalami pelebaran dan menunjukkan kerusakan sedikit pada lapisan sebelah dalam. Disekeliling kerusakan ini terdapat daerah yang berisikan sel-sel lympoid yang padat, terdapat oedima sedikit pada jaringan pengikat. Macula akan sembuh dengan tidak meninggalkan bekas.
Papula atau macula di oral mukosa adalah lesi yang paling infeksius (menular) pada sipilis akut. Luka ini kelihatan putih kelabu yang dikelilingi oleh dasar yang merah, sakit sedikit terutama jika terletak didaerah yang bergerak. Trauma pada permukaan menyebabkan perdarahan. Daerah yang sering terkena; ujung mulut, lidah, jaringan pharyngeal, bibir dalam, jarang di gusi. Dibedakan dengan luka yang lain seperti erythema multi forme atau luka heerpes dengan serologis test. Luka karena fuso spirochaeta adalah lebih sakit. Waktu datangnya makula atau papula ini dapat disertai dengan gejala malaise, anorexia, sakit kepala, sait pada tulang, dengan sedikit kenaikan temperatur tubuh. Sering diikuti adanya pharyngitis atau angina syphilis.
Jaringan pharynx nampak membengkak, kering dan merah.

Stadium III :
Pada sipilis kronis akan dijumpai lesi pada rongga mulut yang sering terdapat pada palatum dan lidah. Lesi ini disebut dengan Gummata atau Gumma. Gumma dapat mengenai seluruh bagian tubuh dan paling tidak sering dijumpai di kulit, selaput lendir, tulang, testis, hati atau lambung. Gumma sipilis dapat menyebabkan tulang berubah seperti intramembran, dan juga dapat menyebabkan organ hati dan limpa menjadi mengeras. Sipilis dapat  mengenai sistem pembuluh darah dimana aorta kehilangan elastisitas dan lapisan otot dari aorta ini dapat menjadi lembek yang dapat menyebabkan tidak bagusnya pekerjaan klep aorta dan dapat menyebabkan kematian akibat adanya ruptur dari aorta ini.
Sipilis kronis yang menyerang sistem syaraf dapat menghasilkan bermacam-macam gejala tergantung dari lokasi dan luasnya lesi. Gumma yang terdapat pada cerebrum dapat menyebabkan seperti gejala tumor otak. Jika sipilis ini mengenai nervus cranialis dapat menyebabkan kebutaan. Jika medula spinalis terkena akan menyebabkan tabes dorsalis gejala yang akhir. Pasien dengan tabes dorsalis akan kehilangan keseimbangan dari kakinya dan berjalan dengan langkah – langkah yang karakteristik, disamping itu juga akan terlihat adanya perasaan yang sensitif pada extremitas, ini yang disebut paesthesi atau betul – betul anasthesi.
Kerusakan yang disebabkan oleh gumma pada tulang palatum dapat menyebabkan perforasi dari patatum, selain itu gumma dapat mengenai glandulla slivarius dan tulang rahang. Gumma yang terdapat pada lidah biasanya merupakan lesi yang tunggal soliter dan besar. Gumma tidak terasa sakit tetapi dapat menjadi lebih besar sehingga meliputi sebagian besar lidah. Guma ini dapat menjadi ulcerasi yang menghasilkan cairan kental yang berdarah. Penyembuhannya diikuti dengan pembentukan parut yang menyebabkan lidah dakan kelihatan berlobus yang disebibut lingua lobulata

Diambil dari beberapa sumber, diantaranya :
Mudiyah Mokhtar, 1978. Ilmu Penyakit Mulut dan Gigi
Manson & Eley, 1993;  terj. Buku Ajar Periodonti

No comments:

Post a Comment