Tuesday, May 28, 2013

Pengertian, Manfaat, Sasaran, dan Pembinaan PHBS



PROSES PEMBINAAN PHBS  

Pengertian : Pembinaan PHBS diluncurkan oleh Pusat Penyuluhan Kesehatan (sekarang Pusat Promosi Kesehatan) pada tahun 1996 dengan menggunakan pendekatan tatanan sebagai strategi pengembangannya. Untuk masing – masing tatanan ditetapkan indikator guna mengukur pencapaian pembinaan PHBSnya. Namun demikian fokus pembinaan adalah pada PHBS tatanan rumah tangga.


PHBS tatanan rumah tangga sejak dicanangkan tahun 1996 memiliki 10 indikator, yaitu persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, imunisasi dan penimbangan balita, memiliki jamban sehat, memiliki akses air bersih, penanganan sampah, kebersihan kuku, gizi keluarga, tidak merokok dan menyalahgunakan NAPZA, memiliki informasi AIDS, memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan / Dana Sehat.
Tahun 2001 indikator PHBS tatanan rumah tangga ini kemudian dikembangkan menjadi 16 indikator dengan menambahkan indikator – indikator gosok gigi sebelum tidur, olah raga teratur, memiliki saluran pembuangan air limbah, ventilasi rumah baik, kepadatan penghuni rumah kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni dan lantai bukan tanah. Akan tetapi, indikator baru ini dirasakan terlalu banyak, sejak tahun 2000 – 2003, dari 16 indikator awal ditetapkan 10 indikator PHBS yaitu : Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi diberi ASI esklusif, Memiliki Jaminan Pemeliharaan Kesehatan, Tersedia jamban, Tersedia air bersih, Kesesuaian luas lantai rumah dengan jumlah penghuni, Lantai rumah bukan tanah, Tidak merokok, Melakukan aktifitas fisik, dan Mengonsumsi sayur dan buah

Berdasarkan pada rapat koordinasi promosi kesehata tingkat nasional pada tahun 2007. Indikator PHBS di rumah tangga dibah menjadi; Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan, Memberi bayi ASI eksklusif, Menimbang balita setiap bulan, Menggunakan air bersih, Mencuci tangan dengan sabun, Menggunakan jamban sehat, Memberantas jentik nyamuk, Mengonsumsi buah dan sayur setiap hari, Melakukan aktifitas fisik setiap hari dan tidak merokok di dalam rumah.

Pembinaan PHBS adalah upaya untuk menciptakan dan melestarikan perilaku hidup yang berorientasi kepada kebersihan dan kesehatan di masyarakat, agar masyarakat dapat mandiri dalam mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan yang dihadapinya. Oleh karena itu, pembinaan PHBS dilaksanakan melalui penyelenggaraan promosi kesehatan, yaitu upaya untuk membantu individu, keluarga, kelompok dan mayarakat agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan PHBS melalui proses pembelajaran dalam mencegah dan menanggulangi masalah – masalah kesehatan yang dihadapi, sesuai sosial budaya setempat serta didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.

Sasaran Pembinaan PHBS :
Karena dimasing – masing tatanan dijumpai masyarakat (yaitu masyarakat tatanan yang bersangkutan), maka dimasing – masing tatanan juga terdapat berbagai peran. Dengan demikian di masing – masing tatanan dapat dijumpai tiga kelompok besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder dan sasaran tertier.

Sasaran primer berupa sasaran langsung, yaitu : individu anggota masyarakat, kelompok dalam masyarakat, dan masyarakat secara keseluruhan, yang diharapkan untuk mempraktekkan PHBS.

Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam pengambilan keputusannya untuk memprktekkan PHBS. Termasuk disini adalah para pemuka masyarakat atu tokoh masyarakat, yang umumnya menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbagai jenis tokoh masyarakat, seperti misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh atau pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lainnya.
Pemuka atau tokoh adalah seseorang yang memiliki kelebihan diantara orang lain dalam suatu kelompok. Ia akan menjadi panutan bagi kelompoknya atau bagi masyarakat karena ia merupakan figur yang menonjol. Disamping itu, ia dapat mengubah sistem nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih dulu mengubah sistem nilai dan norma yang berlaku dalam kelompoknya.

Sasaran tersier  adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan formal, sehingga dapat memberikan dukuungan, baik berupa kebijakkan / pengaturan dan atau sumber daya dalam proses pembinaan PHBS terhadap sasaran primer. Mereka sering juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang yang memiliki posisi menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu kebijakkan). Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk mengubah sistem nilai dan norma masyarakat melalui pemberlakuan kebijakkan / pengaturan, disamping menyediakan sarana yang diperlukan.


Diambil dari berbagai sumber, diantaranya :
Permenkes RI, No : 2269/MENKES/PER/XI/2011; tentang : Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

No comments:

Post a Comment