Thursday, May 16, 2013

Focal Infeksi



Gigi Sebagai Sumber Infeksi (Focal infection)

Pengertian Fokal infeksi gigi, adalah penyakit gigi merupakan / sebagai sumber suatu penyakit umum yang dapat diderita oleh pasien (Nawawi, 1992).
Sumber (fokus infeksi) yaitu pusat atau suatu daerah didalam tubuh dari mana kuman atau basil – basil dari kuman tersebut dapat menyebar jauh ketempat lain dalam tubuh dan bisa menyebabkan penyakit. Jadi apabila dikatakan gigi sebagi sumber (fokus) infeksi berarti bahwa pusat atau sumber infeksi dari salah satu organ tubuh berasal dari gigi. Adapun salah satu jalan penjalaran kuman dari pusat infeksi sampai keorgan tubuh tersebut, dibawa melalui aliran darah / limfe atau dapat pula secara kontaminasi (Moestopo, 1982).

Fokal infeksi merupakan suatu tempat yang dinyatakan sebagai pusat penyebaran suatu infeksi yang dapat mempengaruhi / mengganggu organ lain dalam tubuh bila kondisi jaringan setempat memungkinkan. Hipotesa fokal infeksi dan infeksi lokal sampai saat ini masih bersifat kontrofersial. Sebab tinjauan laboratorium masih belum dapat menunjukkan hasil yang memuaskan akan tetapi pengalaman klinis maupun pengamatan klinis sering kali mendukung dugaan tersebut (Nawawi, 1992).
Teori fokal infeksi pada dasarnya tidak lepas dari adanya patogenik mikrobial yang berkembang biak disatu tempat yang pada akhirnya menyebar kebagian tubuh lainnya apabila kondisi memungkinkan. Infeksi mikroba ini dari jenis stretococcus terutama s. viridans dan hemoloticus. Pusat penyebaran infeksi terletak pada satu jaringan yang berisi bakteri patogen yang ada umumnya tidak menunjukkan manifestrasi klinik, sedangkan bila fokus infeksi terletak pada rongga mulut maka perhatian kita ditujukan pada jaringan pula yang mengalami kematian dan jeringan periodontal beserta deposit oral terutama plak gigi yang penuh dengan koloni bakteria.
Jumlah bakteri di rongga mulut mencapai ratusan juta. Xiajing Li dkk (2000) dalam Kusumawardani (2011) mencatat lebih dari 1011 bakteri dalam setiap miligram plak gigi. Memang tidak semua bakteri rongga mulut membahayakan. Sebagian besar justru dibutuhkan sebagai flora normal mulut. Bakteri yang potensial menimbulkan penyakit gigi, dan banyak pula dijumpai pada penyakit sistemik.
Rongga mulut merupakan cermin dari tubuh kita sehingga setiap perubahan didalamnya dapat dipakai sebagai indikator akan kesehatan tubuh kita. Rongga mulut dan isinya sangat mudah terpengaruh oleh tekanan mekanis, chemis dan mikrobakterium beserta produknya sehingga kelainan yang timbul didalam mulut mungkin dapat berasal dari gangguan di dalam mulut sendiri ataupun akibat manifestasi metastatik dari gangguan organ didalam tubuh.
Rongga mulut yang selalu basah oleh saliva merupakan media yang cukup layak untuk perkembangbiakan mikroba didalamnya. Semenjak manusia lahir mikroba telah terdapat didalam mulut seseorang, sekitar 30 spesies dapat diisoler dari mulut, dan pada umumnya merupakan flora mulut yag apatogen. Bakateri streptokokus viridans paling mendominir didalam mulut dan banyak dikaitkan dengan penyebab infeksi dalam rongga mulut dan saluran pernafasan (Sabiston, 1976). Organisme didalam mulut dapat tinggal didalamnya karena terikat oleh suatu ikatan yang dapat berupa ikatan mekanis, khemic yang berasal dari polimer saliva ataupun produk dari jaringan setempat, adesi antar bakteri yang berbeda spesies,  sedang mikroba yang berafinitas rendah terhadap struktur jaringan mulut pada umumnya bersifat mobile dan dapat ikut tertelan bersama air ludah dan bolus makanan. Mikroba yang ikut tertelan apakah dapat berkembangbiak didalam lambung merupakan masalah tersendiri karena seperti telah kita ketahui asam lambung merupakan barier pertama terhadap aktifitas mikrobakterium.
Sumber (fokus) infeksi dalam rongga mulut, terutama yang berhubungan erat dengan gigi dapat berada di jaringan – jaringan (Moestopo, 1982) :
1.      Periodontium, yaitu jaringan untuk mengikat gigi didalam tulang alveolus, kalau serabut periodontium ini rusak, gigi akan goyang, dan kuman – kuman akan lebih mudah mencapai daerah ujung akar gigi dan masuk saluran darah. Keadaan ini yang biasa disebut pyorhoea yaitu gejala keluarnya nanah dari saku gusi yang berasal dari peradangan karena rusaknya periodontium.
2.      Periapikal, yaitu ujung akar gigi
3.      Pulpa gigi.
Bahkan dapat berasal dari kuman – kuman penyakit didaerah gusi, juga sisa – sisa fragmen gigi yang tertinggal,  gigi dan lubang – lubang baru setelah pencabutan, bekas akar gigi (socket) dapat pula merupakan fokus infeksi.
Cara dari kuman – kuman tersebut dapat menembus masuk kedalam aliran darah, haruslah melalui lubang / perlukaan pada pembuluh darah atau kelenjar limfe (getah bening), yaitu melalui lesi (kerusakan) yang ditimbulkan oleh trauma mekanis, misalnya pada tindakan pencabutan gigi, gerakan mengunyah pada gigi yang rusak dan goyang, sehingga pada keadaan ini selain terjadi trauma mekanis juga timbul gerakan memompa yang dengan sendirinya akan mempermudah penularan dengan memompakan kuman – kuman dari sekeliling akar gigi ke dalam aliran darah dan kelenjar getah bening melalui pembuluh darah (Moestopo, 1982).
Penyakit umum yang disebut – sebut disebabkan fokal infeksi dari gigi, diantaranya :
·         Demam rheumatik
·         Rheumatoid arthritis (rematik pada persendian)
·         Poly arthritis, ini empunyai gejala ngilu gi banyak persediaan, sehingga sering dikacaukan dengan syphilis stadium kedua yang mempunyai gejala sama.
·         Sub-acute bacterial endocarditis (infeksi pada katup jantung).
·         Penyakit tertentu pada saluran pencernaan.
·         Beberapa penyakit mata.
Meskipun penyakit – penyakit tersebut belum tentu sebab utamanya adalah dari gigi.
Salah satu akibat yang berat dari fokus infeksi gigi yang telah banyak diselidiki dan diketahui bahwa kuman – kuman dari gigi infeksi dapat menjadi sumber infeksinya, yaitu penyakit infeksi katup jantung (sub-acute bacterial endocarditis), biasanya penyakit ini terjadi karena didalam rongga mulut ada gigi yang busuk atau terinfeksi sehingga kuman – kumannya tersebar melalui aliran darah.
Biasanya kuman yang sering terdapat pada penyakit ini adalah streptoccocus viridans, disamping beberapa macam lainnya yang tumbuh subur dalam rongga mulut.
Penyakit endocarditis ini merupakan suatu infeksi yang cukup berbahaya dengan angka kematian yang tinggi meskipun telah mendapat pengobatan yang cukup, terutama bila menyerang penderia dalam usia lanjut. Pada orang yang kena penyakit jantung bawaan mempunyai resiko yang tinggi untuk terkena penyakit endocarditis ini dan selain diberi pengobatan haruslah pusat infeksinya diberantas juga.
Penyakit lain yang dapat disebabkan karena fokus infeksi dari gigi, yaitu sinusitis – maxillaris (peradangan dari rongga tulang rahang atas). Ini biasanya merupakan akibat dari pembusukkan atau infeksi dari gigi rahang atas, dan ini disebabkan karena sinus maxillaris ini letaknya sangat dekat dengan ujung akar gigi atas, terutama akar dari gigi molar (geraham) pertama dan premolar kedua yang berada tepat dibawah dasar dari sinus maxillaris. B ila rongga ini kecil, tulang antara akar gigi dan dasar rongga cukup tebal, tidak mudah tertembus infeksi, tetapi kadang – kadang rongga ini besar sekali, sehingga akar gigi menonjol mendesak kedalam rongga tersebut, dimana tulang yang membatasi rongga tersebut tipis sekali, bahkan kadang – kadang tidak ada tulang sama sekali, dengan demikian sangat mudah terjadi peradangan sinus yang berasal dari gigi yang busuk. Disamping itu pembuluh balik dari rongga tulang rahang atas ini ada hubungan dengan rongga – rongga lain dari tengkorak sehingga ada bahaya bahwa infeksi tersebut menjalar kerongga – rongga lain dari tengkorak.
Infeksi gigi dapat menyebabkan pembengkakan dari daerah ujung akar gigi ke tulang rahang dan bisa meluas sampai ke peradangan tulang sumsum atau osteomyelitis atau ke daerah leher dan bila sampai terjadi pembengkakan di daerah leher akan terjadi penyumbatan kerongkongan, sehingga orang susah bernapas.
Kuman – kuman penyakit dari infeksi yang ikut aliran darah dapat sampai ke alat – alat dalam tubuh yang lain, misalnya ginjal menyebabkan radang ginjal.
Pernah pula terjadi pada pembusukan dan peradangan gigi – gigi atas menyebabkan gangguan dan kebutaan pada mata, mulai dari kabur sampai tidak dapat melihat dan penyakit ini berangsur – angsur sembuh setelah gigi yang menjadi focus infeksi dicabut.
Belum dapat dibuktikan secara mutlak kalau setiap penyakit umum disebabkan oleh gigi, tetapi perlu juga diperhatikan bahwa gigi dapat menjadi penyebab dari penyakit umum lainnya
Kemajuan dalam klasifikasi dan identifikasi kuman rongga mulut dan bidang imunologi, semakin meyakinkan adanya peran penting infeksi gigi terdapat berbagai penyakit sistemik seperti penyakit jantung dan pembuluh darah, penyakit paru, penyakit gula, stroke, kanker dsb. Juga menjadi semakin jelas gigi dan rongga mulut dapat menjadi tempat asal bagi desiminasi mekroorganisme penyebab penyakit kebagian tubuh lain. Radang gusi dan jaringan pendukung gigi merupakan suatu faktor resiko bagi penyakit sistemik.

Sumber : diambil dari berbagai sumber, diantaranya ;
Moestopo (1982); Pemeliharaan Gigi dimulai dari Kandungan sang Ibu
 Sutomo Nawawi (1992);  Kedokteran Gigi Pencegahan bidang Studi Periodontologi. FKG UGM Yogyakarta
Endah Kusumawardani (2011) ; Buruknya Kesehatan Gigi dan Mulut.

No comments:

Post a Comment