Perilaku Kesehatan :
Perilaku
kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang dikaitkan dengan
konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang
dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di
dalam mulut, termasuk gusi.
Ada
empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi,
yaitu :
1.
Merasa
mudah terserang penyakit gigi
2.
Percaya
bahwa penyakit gigi dapat dicegah
3.
Pandangan
bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal
4.
Mampu
menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Pengetahuan
tentang kesehatan gigi :
Seseorang memperoleh pengetahuan
melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai
akibat stimulus yang ditangkap panca
indera. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu
melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting
untuk terbentuknya tindakan.
Pengetahuan
merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu :
1. Tahu, merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah, misalnya mengingat atau mengingat kembali suatu
obyek atau rangsangan tertentu.
2. Memahami, adalah kemampuan
untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Contoh mampu menjelaskan
radang gusi.
3. Aplikasi, yaitu kemampuan
untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi
sebenarnya. Contoh memilih sikat gigi yang benar.
4. Analisis, yaitu kemampuan
untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam komponen – komponen tetapi
masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut. Contoh mampu menjabarkan
struktur jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya.
5. Sintesis, yaitu kemampuan
untuk menggabungkan bagian – bagian kedalam suatu bentuk tertentu yang baru.
Contoh mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi
tepat waktu serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi untuk
mencegah penyakit gigi.
6. Evaluasi, yaitu kemampuan
untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Contoh mampu menilai
kondisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu (Bloom, 1908, dikutip dari
Notoatmodjo, 1990, 1993).
Sikap
Mengenai Kesehatan Gigi
:
Dengan mengambil dasar
teori sikap, sikap mengenai kesehatan gigi terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu
:
1. Kepercayaan atau
keyakinan terhadap suatu obyek. Misalnya
seorang ibu berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan
menggosok gigi secara teratur, maka si ibu akan berusaha keras untuk menggosok
gigi anaknya dengan teratur
2. Kehidupan emosional
atau evaluasi emosional. Misal pengalaman bahwa
gigi yang berlubang walau sudah di tambal masih juga sakit, tetapi setelah
dicabut tidak ada lagi keluhan, membuat seseorang menolak menambal giginya,
tetapi minta langsung dicabut saja.
3. Kecenderungan untuk
bertindak.
Contoh seorang ibu yang tahu kalau gusi berdarah disebabkan oleh kekurang
vitamin C, akan memberi vitamin C pada anaknya setiap kali ia melihat gusi
anaknya berdarah. Apabila ternyata pemberian viatmin C belum juga menimbulkan
penyembuhan gusi, si ibu cenderung melakukan usaha lain, misalnya ke dokter
gigi.
Sikap
dibagi menjadi
4 tingkatan :
1. Menerima, artinya orang
(subyek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misal para ibu
diminta untuk memperhatikan cara mengajari anak menggosok gigi yang benar
sehingga ibu – ibu ini mau menerimanya.
2. Merespon, adalah suatu
indikasi sikap pada tmenghargai adalah tingkat ke dua, yaitu kemampuan untuk
memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan. Usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang
diberikan, baik pekerjaan itu benar atau salah dapat diartikan bahwa orang
tersebut mau menerima ide. Misal seorang ibu yang telah diberi pendidikan
mengenai menggosok gigi anak, sewaktu ditanya akan berusaha menjawab bagaimana
mengajari menggosok gigi dengan benar
3. Menghargai
adalah indikasi sikap pada
tingkat ke tiga yaitu kemampuan untuk mengajak orang lain mengerjakan atau
mendiskusikan suatu masalah. Misalnya mengajak orang lain berdiskusi tentang
gusi berdarah, sebab dan akibatnya, serta upaya mencegahnya.
4. Bertanggung jawab adalah suatu indikasi
sikap pada tingkat ke empat, yaitu kemampuan untuk bertanggung jawab atas
segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala konsekuensinya. Misal,
memilih berobat ke dokter gigi dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang tidak
sedikit bila dibanding berobat ke Puskesmas
atau ke dukun.
Sikap
tentang kesehatan gigi atau gusi merupakan hasil dari proses sosialisasi.
Seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang berupa obyek kesehtan gigi
yaitu konsep gigi atau gusi sehat dan sakit, serta upaya pemeliharaannya
melalui proses sosialisasi.
Pengukuran sikap
secara sistematis dilakukan dengan skala sikap yang telah distandarkan. Teknik
yang paking umum digunakan adalah skala sikap dari Thurstone yang disebut the Equal
- Appearing Interval dan dari Likert yang disebut Summated Agreement.
Diambil
dari berbagai sumber, diantaranya :
Budiharto,
2010. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi.
No comments:
Post a Comment