Friday, June 21, 2013

Pengertian Perilaku Kesehatan Gigi.

Perilaku Kesehatan :
Perilaku kesehatan gigi meliputi pengetahuan, sikap, dan tindakan yang dikaitkan dengan konsep sehat dan sakit gigi serta upaya pencegahannya. Dalam konsep ini yang dimaksudkan dengan kesehatan gigi adalah gigi dan semua jaringan yang ada di dalam mulut, termasuk gusi.

Ada empat faktor utama agar seseorang mau melakukan pemeliharaan kesehatan gigi, yaitu :
1.      Merasa mudah terserang penyakit gigi
2.      Percaya bahwa penyakit gigi dapat dicegah
3.      Pandangan bahwa penyakit gigi dapat berakibat fatal
4.      Mampu menjangkau dan memanfaatkan fasilitas kesehatan

Pengetahuan tentang kesehatan gigi :
            Seseorang memperoleh pengetahuan melalui penginderaan terhadap objek tertentu. Pengetahuan diperoleh sebagai akibat stimulus yang ditangkap panca indera. Pengetahuan bisa diperoleh secara alami maupun secara terencana yaitu melalui proses pendidikan. Pengetahuan merupakan ranah yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan.

Pengetahuan merupakan ranah kognitif yang mempunyai tingkatan, yaitu :
1.  Tahu, merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah, misalnya mengingat atau mengingat kembali suatu obyek atau rangsangan tertentu.
2.  Memahami, adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui. Contoh mampu menjelaskan radang gusi.
3.    Aplikasi, yaitu kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya. Contoh memilih sikat gigi yang benar.
4.     Analisis, yaitu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau obyek ke dalam komponen – komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut. Contoh mampu menjabarkan struktur jaringan periodontal dengan masing-masing fungsinya.
5.   Sintesis, yaitu kemampuan untuk menggabungkan bagian – bagian kedalam suatu bentuk tertentu yang baru. Contoh mampu menggabungkan diet makanan yang sehat untuk gigi, menggosok gigi tepat waktu serta mengambil tindakan yang tepat bila ada kelainan gigi untuk mencegah penyakit gigi.
6.  Evaluasi, yaitu kemampuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu. Contoh mampu menilai kondisi kesehatan gusi anaknya pada saat tertentu (Bloom, 1908, dikutip dari Notoatmodjo, 1990, 1993).

Sikap Mengenai Kesehatan Gigi :
Dengan mengambil dasar teori sikap, sikap mengenai kesehatan gigi terdiri atas 3 komponen pokok, yaitu :
1.  Kepercayaan atau keyakinan terhadap suatu obyek. Misalnya seorang ibu berkeyakinan bahwa radang gusi pada anak dapat dicegah dengan menggosok gigi secara teratur, maka si ibu akan berusaha keras untuk menggosok gigi anaknya dengan teratur
2.  Kehidupan emosional atau evaluasi emosional. Misal pengalaman bahwa gigi yang berlubang walau sudah di tambal masih juga sakit, tetapi setelah dicabut tidak ada lagi keluhan, membuat seseorang menolak menambal giginya, tetapi minta langsung dicabut saja.
3.  Kecenderungan untuk bertindak. Contoh seorang ibu yang tahu kalau gusi berdarah disebabkan oleh kekurang vitamin C, akan memberi vitamin C pada anaknya setiap kali ia melihat gusi anaknya berdarah. Apabila ternyata pemberian viatmin C belum juga menimbulkan penyembuhan gusi, si ibu cenderung melakukan usaha lain, misalnya ke dokter gigi.

Sikap dibagi menjadi 4 tingkatan :
1.   Menerima, artinya orang (subyek) mau memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek). Misal para ibu diminta untuk memperhatikan cara mengajari anak menggosok gigi yang benar sehingga ibu – ibu ini mau menerimanya.
2.  Merespon, adalah suatu indikasi sikap pada tmenghargai adalah tingkat ke dua, yaitu kemampuan untuk memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan. Usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, baik pekerjaan itu benar atau salah dapat diartikan bahwa orang tersebut mau menerima ide. Misal seorang ibu yang telah diberi pendidikan mengenai menggosok gigi anak, sewaktu ditanya akan berusaha menjawab bagaimana mengajari menggosok gigi dengan benar
3.   Menghargai adalah indikasi sikap pada tingkat ke tiga yaitu kemampuan untuk mengajak orang lain mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Misalnya mengajak orang lain berdiskusi tentang gusi berdarah, sebab dan akibatnya, serta upaya mencegahnya.
4.    Bertanggung jawab adalah suatu indikasi sikap pada tingkat ke empat, yaitu kemampuan untuk bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala konsekuensinya. Misal, memilih berobat ke dokter gigi dengan konsekuensi mengeluarkan biaya yang tidak sedikit bila dibanding berobat ke Puskesmas atau ke dukun.

Sikap tentang kesehatan gigi atau gusi merupakan hasil dari proses sosialisasi. Seseorang bereaksi sesuai dengan rangsangan yang berupa obyek kesehtan gigi yaitu konsep gigi atau gusi sehat dan sakit, serta upaya pemeliharaannya melalui proses sosialisasi.
Pengukuran sikap secara sistematis dilakukan dengan skala sikap yang telah distandarkan. Teknik yang paking umum digunakan adalah skala sikap dari Thurstone yang disebut the Equal - Appearing Interval dan dari Likert yang disebut Summated Agreement.
Diambil dari berbagai sumber, diantaranya :
Budiharto, 2010. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan dan Pendidikan Kesehatan Gigi.



No comments:

Post a Comment