Friday, June 21, 2013

Pengertian, Penyebab, Tanda Klinis ISPA dan Pneumonia.

Pengertian ISPA :
ISPA merupakan singkatan dari Infeksi Saluran Pernafasan Akut (Acute Respiratory Infections), suatu kelompok penyakit yang menyerang saluran pernafasan. Secara anatomis, ISPA dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu :

a.      ISPA atas ; yang perlu diwaspadai adalah radang saluran tenggorokan atau pharyngitis dan radang telinga atau otitis. Pharyngitis yang disebabkan kuman tertentu (misal. Streptococcus hemolyticus) dapat berkomplikasi dengan penyakit jantung (endocarditis). Sedangkan radang telinga tengah yang tidak diobati dapat berakibat ketulian.
b.      ISPA bawah ; salah satu ISPA bawah yang berbahaya adalah pneumonia.

Pengerian Pneumonia :
Pneumonia menyerang paru – paru dan ditandai dengan batuk dan kesukaran bernafas, merupakan suatu inflamasi pada parenchim paru. Pada umumnya pneumonia pada masa anak digambarkan sebagai broncho-pneumonia yang mana merupakan suatu kombinasi dari penyebaran pneumonia lobuler (adanya infiltrat pada sebagian area pada kedua lapangan / bidang paru dan sekitar bronchi) dan pneumonia interstitial (difusi bronchiolitis dengan eksudat yang jernih di dalam dinding alveolar tetapi bukan di ruang alveolar).

Gambaran Klinis Pneumonia :
Manifestasi klinis pneumonia variasinya tergantung pada agent etiologi, umur anak, reaksi sistemik anak terhadap infeksi, perluasan lesi, tingkat obstruksi pada bronchial dan bronchioler.
Tanda Bronchopneumonia biasanya didahului oleh infeksi saluran nafas bagias atas :
a.       Suhu meningkat mendadak 39 – 400 C, kadang disertai kejang karena demam yang tinggi.
b.    Anak gelisah, dyspnoe, pernafasan cepat dan dangkal disertai cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung, kadang disertai muntah dan diare.
c.       Batuk setelah beberapa hari sakit, mula – mula batuk kering keudian batuk produktif
d.      Anak lebih senang tiduran pada sebelah dada yang terinfeksi.
e.       Pada auskultasi terdengar ronchi basah nyaring halus dan sedang.

Klisifikasi pneumonia :
Secara anatomi pneumonia dikenal :
a.    Pneumoia lobaris, yang terserang adalah seluruh atau segmen yang terbesar dari satu atau lebih lobus pulmonery. Bila kedua paru terkena, hal ini sering disebut bilateral atau doble pneumonia (pnemonia lobular).
b.   Broncho-pneumonia lobular) yang dimulai pada terminal bronchiolus menjadi tersumbat dengan exudat muco purulent sampai membentuk gabungan pada daerah lobuler.
c.   Intertitial pneumonia, adanya suatu proses inflamasi yang lebih atau hanya terbatas didalam dinding alveolar (interstitium) dan peribrochial dan jaringan inter lobular

Penyebab pneumonia :
Disebabkan oleh 300 jenis kuman, berupa bakteri, virus maupun ricketsia. Pada umumnya penyebab pneumonia pada balita di negara berkembang adalah bakteri jenis Streptococcus pneumoniae dan Haemophylus influenzae.
Bakteri masuk kedalam paru melalui jalan pernafasan secara percikan (droplet)
Proses radang pneumonia dibagi menjadi empat stadium pneumonia :
a.   Stadium I  (stadium kongesti) ; kapiler melebar dan kongsti di dalam alveolus terdapat eksudat jernih.
b.   Stadium II (stadium Hepatisasi merah) ; lobus dan lobulus yang terkena menjadi lebih padat dan tidak mengandung udara, warna menjadi merah, pada perabaan seperti hepar, di dalam alveolus terdapat fibrin.
c.   Stadium III (stadium Hepatisasi kelabu) ; lobus masih padat dan berwarna merah menjadi kelabu / pucat, permukaan pleura suram karena diliputi oleh fibrin dan leucosit, tempat terjadi pagositosis pneumococcus dan kapiler tidak lagi kongesti
d.  Stadium IV (Stadium Resolusi) ; eksudat berkurang, didalalm alveolus makropag bertambah dan leukosit nekrosis serta degenerasi lemak, fibrin kemudian di ekskresi  dan menghilang.

Faktor Risiko Pneumonia :
Faktor yang mempengaruhi atau memudahkan terjadinya penyakit pneumonia, yaitu keadaan  sosial ekonomi dan cara mengasuh anak, keadaan gizi dan cara pemberian makanan, serta kebiasaan merokok dan pencemaran udara.
Diambil dari beberapa sumber, diantaranya :

Sumber : Anik Maryunani, 2010., Ilmu Kesehatan Anak dalam Kebidanan.

No comments:

Post a Comment