Ulcerasi adalah suatu proses luka atau luka terbuka, kondisi
putusnya epitelium mukosa rongga mulut yang menyebabkan
terbukanya ujung saraf yang terletak di lamina
propria. Ulser mungkin merupakan lesi jaringan lunak yang paling sering
terjadi dan dapat bersifat akut maupun kronis. Walaupun kebanyakan ulser rongga mulut memiliki gambaran klinis yang mirip, akan tetapi
etiologinya bervariasi mulai dari reaktif sampai neoplastik dan dapat juga
merupakan manifestasi oral dari suatu penyakit. Ulser reaktif kronis ditutupi
oleh membran kuning dan dikelilingi oleh pinggiran yang dapat diangkat yang
menunjukkan hiperkeratosis. Lamanya ulser tergantung pada luka dan infiltrasi sel inflamatori kronis.
Penyebab ulcerasi mulut pada umumnya
antara lain trauma, stomatitis aphtosa
recuren (sariawan), penyakit mukokutaneus, infeksi bakteri, infeksi virus,
penyakit – penyakit hemopoetik dan defisiensi, serta karsinoma sel skuamosa. Sejumlah
penyakit penting dan serius dapat bermanifestasi sebagai ulser di mukosa rongga
mulut. Beberapa merupakan penyakit infeksius seperti sifilis, tuberkulosis, dan
histoplasmosis dan yang lain merupakan penyakit ganas seperti karsinoma sel
skuamosa dan limpoma.
1.
Trauma
Traumatik dapat menyebabkan ulcerasi mulut, bisa berupa taruma fisik atau trauma
kimiawi. Trauma fisik pada mukosa dapat disebabkan oleh permukaan tajam
seperti tepi protesa, alat orthodonti, kebiasaan menggigit, atau
gigi yang fracture. Iritasi kimiawi pada mukosa mulut dapat menimbulkan
ulcerasi.
Pada ulcerasi traumatik mempunyai gambaran khas berupa
ulser tunggal yang tidak teratur. Trauma penyebabnya jelas dan dapat terungkap
pada pemeriksaan riwayat penyakit atau pemeriksaan klinis. Penatalaksanaan
traumatic ulceratif, adalah dengan segera menghilangkan penyebabnya.
2.
Stomatitis Aptosa Rekuren
Recurent Apthous Stomatitis (RAS), merupakan penyakit mukosa mulut yang paling
umum. Lesi ini umumnya disebut mouth ulcer (ulcus mulut) atau canker
sore (sariawan).
Pasien dengan RAS biasanya
mengeluh terjadinya kambuh dari satu ulkus atau lebih yang menyakitkan pada
berbagai interval waktu.
Etiologi Stomatitis Aptosa Recuren.
NO
|
FAKTOR
|
FAKTA
|
1
|
Defisiensi
|
Adanya defisiensi zat besi, asam folat, viatmin B12,
atau B compleks
|
2
|
Psiologis
|
Meningkatnya insiden RAS pada populasi mahasiswa
menjelang ujian
|
3
|
Trauma
|
Terbentuknya ulcer pada daerah – daerah ssetelah
bekas terjadinya luka penetrasi
|
4
|
Endokrin
|
Terbentuknya RAS pada fase luteal dari siklus haid
pada beberapa penderita wanita
|
5
|
Alergi
|
Kenaikan kadar IgE dan eterkaitan antara beberapa
jenis maanan dan timbulnya ulser
|
6
|
Merokok
|
Pembentukan RAS pada perokok dahulunya bebas
simptom, ketika kebiasaan merokok dihentikan.
|
7
|
Herediter
|
Meningkatkan insidens pada anak – anak yang kedua
orangtuanya menderita RAS, kesamaan yang tinggi pada anak kembar
|
8
|
Imunologi
|
Fakta bertentangan, tetapi beberapa informasi
mengenai kadar imuniglobin abnormal
|
Berdasarkan ukuran dan tingkat keparahannya RAS
diklasifikasikan :
a.
Minor :
RAS minor, sebagian besar penderita termasuk dalam
katagori minor, ditandai oleh ulcer bulat atau oval, dangkal, dengan diameter
kurang dari 5 mm, dikelilingi oleh pinggiran yang eritematous.
Cenderung mengenai daerah – daerah non-keratin, seperti mukosa labial, mukosa bukal dan dasar mulut.
Ulcerasi bisa tunggal atau merupakan kelompok yang
terdiri atas empat atau lima dan akan sembuh dalam waktu 10 – 14 hari tanpa
meninggalkan bekas.
b.
Major :
Jarang terjadi (10 %) dari penderita ulcerassi, lebih
hebat dari minor RAS. Ulcer berdiameter 1 – 3
cm, berlangsung selama 4 minggu atau lebih dan dapat terjadi pada bagian
mana saja dari mukosa mulut, termasuk daerah berkeratin. Tanda pernah adanya
ulser seringkali dapat dilihat dengan adanya jaringan parut.
Sifat yang tida teratur dan ronis dari lesi ini sering
memerluan biopsi untuk memastikan adanya karsinoma sel skuamosa.
c.
Herpetiformis :
Dinamakan Herpetiformis digunakan karena bentuk klinis
yang dapat terdiri atas 100 ulser kecil – kecil pada suatu waktu, mirip dengan
gingivostomatitis herpetik primer.
3.
Penyakit
Behcet
Dahulu disebut sidrom Behcet, adalah kondisi multisitem
dengan serangkaian manifestasi, antara lain ulcerasi oral, artitis,
penyakit kardiovasular, tromboplebitis, raum – raum kulit serta
penyakit neurologis.
Ulcerasi yang berulang – ulang merupakan gambaran penting
penyakit Behcet.
4.
Gingivitis Ulseratif Akut yang
ternekrotisasi.
Keadaan ini ditandai dengan timbulnya ulcerasi yang cepat
dan terasa sakit pada tepi gingiva dan papila inter dental. Penderita biasanya
mempunyai bau mulut yang tidak sedap (halitosis).
Penyebab sebenarnya dari penyakit ini belum diketahui,
tetapi organisme anaerobe, terutama spirochaeta dan fusobacterium sp umumnya
terlibat. Merokok dan stres dianggap
sebagai faktor predisposisi.
Diambil
dari beberapa sumber, diantaranya :
Mundiyah Mokhtar, 1978.
Ilmu Penyakit Mulut dan Gigi
Lewis, dkk, 1998., Clinical Oral Medicine
No comments:
Post a Comment