Inflamasi merupakan
reaksi kompleks yang mulai terjadi pada pembuluh
darah sebagai respons terhadap
cedera, diikuti oleh akumulasi cairan dan leukosit
di jaringan ekstravaskuler. Respons inflamasi berlangsung bersamaan dengan
proses perbaikan.
Tujuan inflamasi adalah
merusak, melarutkan, atau membatasi penyebab cedera, dan proses ini pada gilirannya dapat berubah menjadi suatu
rangkaian proses dalam rangka perbaikan jaringan yang rusak dan penyembuhan.
Perbaikan dimulai pada fase awal inflamasi dan selesai pada saat efek cedera
berhasil dinetralisir. Selama proses perbaikan, pada jaringan yang mengalami
cedera, terjadi regenerasi sel
parenkim dan pengisian daerah yang rusak oleh jaringan fibroplastik.
Inflamasi
merupakan proses perlindungan untuk membersihkan atau membuang penyebab cedera
(seperti toksin atau mikroba) maupun kerusakan yang
ditimbulkannya (seperti sel atau jaringan nekrotik).
Tanpa inflamasi, infeksi dapat
berlangsung tanpa kendali, luka tidak akan sembuh, dan organ yang mengalami
cedera akan tetap sakit. Meskipun demikian, inflamasi dan proses perbaikan
tetap berpotensi membahayakan, misalnya menimbulkan reaksi hipersensitif yang dapat mengancam jiwa, seperti pada gigitan serangga, akibat obat – obatan atau toksin. Reaksi inflamasi juga mendasari
perkembangan berbagai penyakit kronis,
sperti aterosklerosis, artritis
reumatoid, dan fibrosis paru. Dengan dasar ini maka dikembangkanlah
berbagai anti inflamasi yang bertujuan meningkatkan efek positif dari inflamasi
dan mengendalikan dampak buruknya.
Respon inflamasi pada jaringan ikat
bervaskularisasi akan melibatkan komponen plasma, sel darah yang bersirkulasi
(seperti neutrofil, monosit, eosinofil,
limfosit, basofil, dan trombosit), pembuluh darah, dan komponen seluler
(seperti sel mast, fibroblast, makrofag,
limfosit) dan ekstraseluler (seperti kolagen, elastin, fibronektin,
laminin, dll) jaringan ikat. Bagian komponen itu membentuk jaringan komunikasi
seluler yang kuat yang berakhir dengan meningkatnya respons inflamasi.
Respons vaskuler
dan seluler pada inflamasi akut dan kronis diperantarai oleh mediator kimiawi yang berasal dari
plasma atau sel yang diinduksi oleh rangsang inflamasi.
Diambil dari
beberapa sumber, diantaranya :
Sjawsuhidayat,dkk,
2011.,Buku Ajar Ilmu Bedah.
No comments:
Post a Comment