Jika terdapat kelainan mukosa mulut dan gigi
pada anak – anak, maka hal iaan lebih buruk dari pada ulcus atau kerusakan jaringan di membrana mukosa atau gigi itu sendiri.
ni akan menyukarkan anak – anak dalam mengunyah makanan kadang – kadang menyebabkan anak tidak mau makan. Gangguan tidak nyaman dan tidak mau makan ini akan mengakibatkan kead
ni akan menyukarkan anak – anak dalam mengunyah makanan kadang – kadang menyebabkan anak tidak mau makan. Gangguan tidak nyaman dan tidak mau makan ini akan mengakibatkan kead
pH saliva anak lebih asam dari pada orang dewasa dan
oral mukosa dilapisi oleh keratin yang kuat. Sebelum
gigi anak – anak itu keluar maka penyakit – penyakit yang timbul di oral mukosa
anak adalah disebabkan oleh faktor – faktor exogen, seperti ; gonoccocal stomatitis, moniliasis, rhagade akibat
adanya prenatal syphilis dan kadang – kadang dijumpai herpetic stomatitis, noma
atau fusospirochaetal lesi.
Sesudah gigi erupsi satu persatu di dalam mulut, penyakit
anak – anak di membrana mukosa mulut dan gigi disebabkan oleh faktor – faktor
endogen dan kebanyakan adalah kelainan yang disebabkan oleh penyakit – penyakit
mal nutrisi dan stomatitis non spesifik yang disebabkan karena proses erupsi gigi atau karena oral hygiene yang kurang baik. Keadaan jaringan mukosa lama kelamaan mendekati
keadaan jaringan mukosa orang dewasa dimana lapisan keratinnya makin hilang dan
pH saliva berkurang asamnya. Dengan demikian jaringan mukosa akan lebih mudah
terserang oelh rangsangan mekanis dan juga oleh bakteri – bakteri yang ada di
mulut.
Banyak penyakit – penyakit sistemik yang dapat menganggu
pertumbuhan dan perkembangan gigi geligi tetap seperti ; riketsia, demam
reumatik yang menyebabkan adanya enamel hypoplasia
dari gigi permanent. Penyakit anak –
anak seperti morbili, varicella, demam exanthemdipthteri ditandai dengan adanya
kelainan pada oral mukosa yang karakteristik, sehingga tanda – tanda di oral
mukosa dapat dipakai untuk menegakkan diagnosia.
Selain adanya karies gigi maka penyakit anak – anak yang
mempunyai gejala – gela di mulut dan gigi dapat digolongkan menjadi : 1). Kelainan
congingetal, 2). Kebiasaan buruk, 3). Erupsi yang pathologis, 4). Fokal infeksi,
5). Penyakit sistemik.
1. Kelainan congenital.
Satu dari 750 orang bayi yang
dilahirkan di Amerika pernah ditemukan menderita cacat labio-schisis atau labio-palatoschisis.
Faktor herediter memberikan kesempatan satu dari 50 bayi mendapat cacat. Banyak
terdapat pada bayi laki - laki dari pada bayi perempuan dan lebih sering
terdapat pada anak – anak berikutnya dari pada anak pertama. Ibu yang sedang
mengandung dan kebetulan terserang morbili maka kemungkinan besar anaknya akan
mendapat cacat labio atau palatochisis 50 %.
Kelainan gigi yang congenital
sebagai akibat adanya penyakit sipilis,
riketsia atau agenia, cacat gigi baru akan kelihatan jika gigi itu sudah
masanya erupsi di mulut. Agenesia dapat sebagian atau seluruhnya disebabkan
karena adanya ectodermal dyspalsia
yang bersifat herediter. Demikian
juga adanya discolorisasi seperti icterus gravis yang berwarna hijau kuning
atau dentin yang berwarna keunguan hypoplasia
email yang berwarna coklat baru nampak pada gigi permanen yang sudah erupsi.
2. Kebiasaan buruk
Anak sering mempunyai kebiasaan
buruk menghisap ibu jari atau menggigit-gigit kuku atau pensil. Kebiasaan buruk
ini bila tidak lekas dihentikan pada anak – anak sebelum gigi pemanen tumbuh
akan menyebabkan perkembangan gigi permanen terganggu yang dapat mengakibatkan mal-oklusi.
Kebiasaan menghisap ibu jari
itu didapat anak sejak bayi, dimana menghisap adalah satu – satunya gerakan
bayi yang teratur dan bertujuan untuk dapat mengisap makanan. Jika anak sudah
pandai bermain – main, maka biasanya perhatiannya akan tertuju pada
permainannya dan kebiasaan mengisap ibu jari itu akan ditinggalkannya.
Menghisap jari pada tahun pertama harus dipandang sebagai hal yang normal dan
belum perlu dicegah. Karena kalau dicegah akan menyebabkan kekacauan
perkembangan kepandaian si anak, sedang akibat yang ditimbulkan terhadap gigi
dan rahang belum dapat dipastikan. Baru pada umur empat tahun keatas kalau anak
masih juga melakukan kebiasaan mengisap ibu jari dimana seharusnya anak ini
sudah mengalihkan perhatiannya pada permainan, maka secara psikologis ada sesuatu yang tidak normal.
Selain kebiasaan engisapibu
jari ada kebiasaan lain yang mengakibatkan kelainan di mulut dan gigi yaitu
bernafas dari mulut. Kebiasaan ini dapat disebabkan adanya obstruksi didaerah
pharynx atau hidung, atau adanya pembesaran kelenjar di pharynx. Kebiasaan bernafas melalui mulut dapat menyebabkan uadara
yang masuk kemulut menjadikan vasokonstriksi dari pembuluh kapiler di oral
mukosa sehingga memudahkan terkenanya infeksi dan dapat menimbulkan gingivitis.
Selain itu juga dapat mengakibatkan terganggunya pertumbuhan muka, sehingga
terdapat lengkung yang sempit dan maju kedepan. Juga terdapat foetor ex ore pada orang yang bernafas
dari mulut, disebabkan karena adanya plak
yang melekat pada gigi dan lidah.
3. Erupsi yang patologis
Proses erupsi gigi biasanya disertai dengan rasa sakit
setempat, baik itu pada bayi untuk gigi
decidui atau pada anak – anak untuk gigi
permanen dan pada orang dewasa untuk molar ketiga. Pada anak – anak
biasanya yang mendapat kesukaran pada erupsi gigi permanen, kecuali adanya
circumcoronitis yang sering terjadi pada
erupsi gigi molar ketiga. Selama erupsi
gigi decidui, biasanya bayi jadi tidak tenang tidurnya, dan ada
hypersalivasi. Rasa sakit yang timbul di tempat erupsi gigi disebabkan tekanan
dari gigi permanen yang hendak erupsi untuk menembus jaringan fibrous yang padat.
4. Oral foci pada anak
Demam rheumatik, haemorhagi nephritis yang akut,
irritasi, articular rheumatism, osteomyelitis,
infeksi dari sinus nasal, meningitis, tonsilitis, otitis media, dapat disebabkan karena adanya oral foci.
Pembersihan fokal infeksi pada anak – anak itu perlu, yang merupakan tindakan
preventif terhadap terjadinya bacterial endocarditis yang sub acut.
5.
Penyakit systemik
a.
Rubeola,
Morbili atau Meales
Penyakit infeksi
yang biasanya terjadi pada anak – anak yang sangat infeksius, akut dengan
examtheem dan demam yang disebabkan oleh virus. Tidak berbahaya namun dapat
menimbulkan komplikasi yang berat, misal terjadi pneumonia.
Oral aspek :
·
Bintik koplik biasanya sebesar kepala jarum yang
merupakan bintik putih yang dikelilingi daerah merah, 1 – 2 hari sebelum
examthem erupsi.
·
Komplikaksi oral yang jarang terjadi, dilaporkan adanya noma, osteomyelitis.
·
Sering terjadi komplikasi infeksi pada membrana
periodontal
b.
Diphteri
Suatu penyakit akut yang ditandai dengan gejala
toxicaemia, yaitu :
·
Kenaikan temperatur tubuh
·
Tidak mau makan
·
Lemah
·
Exudat fibrinosa
Kelainan
oral karena penyakit dipteri, tonsisilitis. Dapat terjadi perluasan dari tonsil
ke cavum oris.
c.
Varicella
(cacar air)
Suatu penyakit akut yang disebabkan karena virus dengan
manifestasi terjadi erupsi pada kulit. Masa incubasi 2 – 3 minggu. Disebabkan
oleh virus, bercak merah yang timbul bergerombol yang kemudian menjadi vesiculai (bergelembung).
Oral aspek, terjadinya vesikel yang tidak sakit.
d.
Erytroblastosis
fetalis
Merupakan bentuk dari sakit kuning yang jarang dijumpai.
Pada penderita yang sudah sembuh terdapat perubahan
histopatologis dari pertumbuhan gigi. Terdapat gigi permanen dan decidui yang
berwrna hijau menguning.
Diambil dari
beberapa sumber, diantaranya :
Mundiyah Mokhtar, 1978.,Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut.
No comments:
Post a Comment