Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan
(overt behavior). Untuk terwujudnya
sikap menjadi suatu perbutan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu
kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang sudah
positif terhadap imunisasi tersebut harus mendapat konfirmasi dari suaminya,
dan ada fasilitas imunisasi yang mudah dicapai agar ibu tersebut
mengimunisasikan anaknnya. Disamping faktor fasilitas juga diperlukan faktor
dukungan (support) dari pihak lain,
misalnya suami atau istri orang tua atau mertua sangat penting untuk mendukung
praktek KB.
Tingkat – tingkat praktek :
1.
Persepsi
(perception),
Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan
tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat pertama. Misalnya
seorang ibu dapat memilih makanan yang bergizi tinggi bagi anak balitanya.
2.
Respon
terpimpin (guided respons)
Dapat melakukan sesutau sesuai dengan urutan yang benar
dan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat dua. Misalnya ; seorang
ibu dapat memasak sayur dengan benar, mulai dari cara
mencuci dan memotong-motong, lama memasak, menutup panci, dsb.
3.
Mekanisme (mecanism)
Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan
benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan maka ia sudah
mencapai praktek
tingkat tiga. Misal ; seorang ibu yang sudah biasa mengimunisasikan bayi pada umur – umur tertentu, tanpa menunggu perintah atau ajakan
orang lain.
4.
Adaptasi
(adaptation)
Adapatasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah
berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasinya sendiri
tanpa mengurangi kebenaran tindakannya tersebut. Misal ; ibu dapat memilih dan
memasak makanan yang bergizi tinggi berdasarkan bahan-bahan yang murah dan
sederhana.
Faktor – faktor yang mempengaruhi sikap :
1.
Pengalaman pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukkan sikap, pengalaman
pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat. Karena itu, sikap akan ,ebih
mudah terbentuk apabila pengalamanan pribadi tersebut tejadi dlam situasi yang
melibatkan faktor emosionanl.
2.
Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap yang
konformis atau searah dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan
ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
3.
Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah
sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnani sikap anggota
masyarakatnya, karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu –
individu masyarakat asuhannya.
4.
Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar, radio, televisi maupun
media massa yang lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara
obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya berpengaruh
terhadap sikap konsumennya.
5.
Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
Konsep moral dan ajaran lembaga pendidikan dan lembaga
agama sangat menentukan sistem kepercayaan tidaklah mengherankan jika pada
gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap
6.
Faktor Emosional
Kadang kala, suatu bentuk sikap merupakan penyataan yang
didasari emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan
bentuk mekanisme pertahan ego.
Diambil
dari berbagai sumber, diantaranya :
A.Wawan dan Dewi M,
2010., Teori Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Soekidjo Notoatmodjo, 2003., Ilmu Kesehtan Masyarakat
prinsip – prinsip dasar.
apa yang dimaksud pengaruh kebudayaan
ReplyDelete